Selasa, 12 Mei 2015

KTI Makanan Pendamping ASI







BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A.    Makanan Pendamping ASI

1.  Pengertian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi mulai usia 4 - 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi lain yang tidak dapat dicukupi ASI, disamping itu organ pencernanan bayi yang mulai sudah siap untuk menerima makanan pendamping ASI (Azwar, 2000).

Makanan pendamping merupakan makanan tambahan bagi bayi, makanan pendamping ASI harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa makanan pendamping ASI berguna untuk menutupi kekurangan zat-zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Dengan demikian, bahwa peran makanan pendamping ASI atau makanan tambahan bukan sebagai pengganti ASI melainkan untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Husaini dan Anwar, 1984).

2.  Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI diberikan untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang tidak dapat dicukupi ASI, akan tetapi juga merupakan saran pendidikan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik dan bergizi dan mengajarkan anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, sekaligus memperkenalkan beraneka macam bahan makanan. Penting untuk diperhatikan agar pemberian ASI dilanjutkan terus selama mungkin, karena ASI memberikan sejumlah energi dan protein yang bermutu tinggi (Krisnatuti, 2000).

3.      Syarat-Syarat Makanan Pendamping ASI

a.      Makanan pendamping harus mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi






b.      Makanan pendamping harus diberikan kepada bayi yang telah berusia 4-6 bulan (Muchtadi, 1994)

c.      Makanan bayi mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat

d.     Makanan pendamping ASI hendaknya mengandung protein (Krisnatuti, 2000)

e.      Susunan hidangan sesuai dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia dan kebiasaan makan

f.       Bentuk dan porsi disesuaikan dengan selera serta daya terima bayi

g.      Makanan harus bersih dan bebas dari kuman (Poppy, 2001)

4.      Jenis-Jenis Makanan Pendamping ASI

a.      Makanan utama yaitu ASI dan pengganti ASI atau susu formula

b.      Buah-buahan

Buah-bahan sudah dapat diberikan dengan maksud mendidik bayi mengenal jenis makanan baru dan sebagai sumber vitamin. Berikan buah sesuai kesukaan bayi. Pada awal, biasanya yang bersifat air atau sari seperti : sari jeruk, sari tomat, dan lainnya yang bersifat tidak asam. Pada usia 6 bulan sudah dapat diberikan buah pepaya, pisang .

c.  Biskuit

Biskuit diberikan dengan maksud untuk mendidik kebiasaan makan dan mengenal jenis makanan lain dan bermanfaat untuk penambahan kalori. Kebanyakan bayi akan menyukai biskuit rasa manis tapi sebagian lagi akan menyukai rasa asin.

d.  Kue atau makanan lain

Pada usia sekitar 6 bulan jenis kue lain dapat diberikan dengan syarat, kue tersebut harus lembek dan mudah dicerna.

e.  Bubur

Bubur susu merupakan salah satu makanan pelengkap utama bayi dan berperan sebagai sumber nutrisi, air, kalori, protein, sedikit








7






lemak dan mineral. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi utamanya harus terdiri dari tepung, susu dan gula.


f.   Nasi tim

Nasi tim sering diberikan pada bayi berusia 6 bulan sampai berusia 9 bulan. Komposisi nasi tim terdiri dari beras atau kentang, protein dari hewan (hati ayam, daging, telur, ikan tawar, ikan laut, udang). Sayuran yang diberikan seperti wortel, bayam, kangkung, tahu, tempe dan kacang-kacangan. Bahan-bahan makanan tersebut harus dilunakkan (Roesli, 2001).

5.  Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI dapat diberikan secara efisien, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a.      Berikan secara hati-hati, sedikit demi sedikit dari bentuk encer, berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental

b.      Makanan baru diperkenalkan satu-persatu dengan memperhatikan bahwa makanan betul-betul dapat diterima dengan baik

c.      Makanan yang mudah menimbulkan alergi yaitu sumber protein hewani diberikan terakhir. Untuk pemberian buah-buahan, tepung-tepungan, sayuran, daging dan lain-lain. Sedangkan telur diberikan pada usia 6 bulan

d.     Cara pemberian makanan bayi mempengeruhi perkembangan emosinya. Oleh karena itu jangan dipaksa, sebaiknya diberikan saat ia lapar (Notoatmodjo, 2007)

6.      Akibat Makanan Pendamping ASI Dini

a.      Gangguan menyusui

Suatu hubungan sebab akibat antar pengenalan atau pemberian MP-ASI yang dini dan pengetahuan belum dibuktikan. Pada umumnya bayi-bayi yang menyusui mendapat makanan tambahan pada umur 6 bulan atau lebih dan dalam jumlah porsi yang kecil dari bayi-bayi yang mendapatkan susu formula.





8












b.  Beban ginjal yang berlebih dan hiperosmolaritas

Makanan padat, baik yang dibuat sendiri atau pabrik cenderung mengandung kadar natrium klorida (NaCl atau garam) yang tinggi sehigga akan menambah beban bagi ginjal.

Bayi yang mendapatkan makanan padat yang terlalu dini, mempunyai osmolitas plasma yang lebih tinggi dari pada bayi-bayi yang 100% mendapat ASI sehingga bayi cepat haus, karena hyperosmolar dehidrasi. Hyperosmolitas merupakan penyebab haus sehingga menyebabkan penerimaan energi yang berlebihan.

c.  Alergi terhadap makanan

Belum matang sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini, dapat menyebabkan adanya alergi terhadap makanan pada masa kanak-kanak. Alergi pada susu sapi dapat terjadi sebanyak 75% dan telah diingatkan, bahwa alergi terhadap makanan lainnya seperti : jeruk, tomat, telor, ikan, sereal bahkan makin sering terjadi. Meskipun ASI kadang-kadang dapat menularkan penyebab alergi dalam jumlah yang cukup banyak untuk menyebabkan gejala-gejala klinis, tetapi pemberian susu sapi atau makanan pendamping dini menambah terjadinya alergi terhadap makanan.

d.  Gangguan pengaturan selera makanan

Makanan padat telah dianggap sebagai penyebab kegemukan pada bayi terutama yang diberikan susu formula melebihi berat dari pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini dikarenakan bayi yang diberi susu formula mendapatkan makanan padat lebih dini.

e.  Bahan makanan yang merugikan

Makanan tambahan mengandung komponen-komponen alamiah yang jika diberikan pada waktu dini dapat merugikan seperti sukrosa. Gula ini dapat menyebabkan kebusukan pada gigi,



9






penggunaan gula ini pada usia dini dapat membuat anak terbiasa akan makanan yang rasanya manis dan makanan yang mengandung glutein. Hendaknya jangan diberikan pada usia sebelumnya atau usia muda karena dapat beresiko penyakit coeliac (penyakit perut) dan sangat berbahaya (Suharjo, 1989).


B.  Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI

Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 4 - 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan (Krisnatuti, 2000). Adapun garis besar pemberian makanan pendamping ASI menurut kelompok umur :

1.  0-4 bulan

Bayi hanya diberikan ASI, lebih sering, lebih baik segera setelah lahir, ASI yang berwarna kuning-kuningan (kolostrum) diberikan kepada bayi.

2.  4-6 bulan

Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai memperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI) berbentuk lumatan yang ditambah dengan air atau susu, pisang, dan pepaya yang dihaluskan.

3.  6-9 bulan

Bayi terus diberikan ASI pada umur 6 bulan. Alat pencernaan pada bayi sudah lebih berfungsi oleh karena itu bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak yaitu santan atau minyak kelapa atau margarin bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan bayi, memberi rasa enak jika mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.

4.  9-12 bulan

Bayi terus diberikan ASI disamping itu mulai diberikan makanan lunak seperti: bubur nasi, bubur kacang hijau,dan lain-lain. Pada usia






10






10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap bentuk dan kepadatan nasi tim bayi diatur secara mendeteksi bentuk dan kepadatan makanan keluarga.


5.  12-24 bulan

Bayi terus diberikan ASI, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) atau makanan keluarga sekarang 3x sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan selain tetap di berikan makanan selingan dua kali sehari (Poppy, 2001).


C. Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Pemberian Makanan Pendamping

ASI

1.  Pengetahuan

Pengetahuan (knowladge) merupakan hasil ”tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognetif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (event behaviour). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Dari sebuah informasi yang logis dan lengkap dan dapat di terima oleh seseorang dan mudah di pahami akan mempermudah membantu seseorang ibu dalam mengambil keputusan dalam hal memberikan makanan pendamping ASI pertama kali pada bayi karena dengan alasan- alasan tertentu kepada anaknya dan mempunyai keinginan yang di capai (Hartono, 2004)

Pengetahuan yang tercakup di dalam demam kognitif, mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a.  Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan





11






seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu, ”tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Ini berarti ibu dapat mengingat suatu materi tentang ketepatan waktu dalam pemberian makanan pendamping ASI yang telah di pelajari sebelumnya.

b.  Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar. Ini berarti ibu dapat memahami tentang ketepatan waktu dalam pemberian makanan pendamping ASI yang diketahui secara benar.

c.  Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan, untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Ini berarti ibu mampu untuk menggunakan materi tentang ketepatan waktu dalam yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil.

d.  Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Ini berarti ibu mampu untuk menganalisis tentang ketepatan waktu dalam pemberian makanan pendamping ASI.

e.  Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Hal ini berarti ibu mampu untuk mensintesis tentang ketepatan waktu dalam pemberian makanan pendamping ASI.

f.   Evaluasi (evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmojo, 2003). Ibu dapat






12






mengevaluasi materi tentang ketepatan waktu dalam pemberian makanan pendamping ASI yang telah dipelajari.

Pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1)     Faktor internal, meliputi :

a)      Intelektual

Merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).

b)  Psikomotor

Seseorang dapat mempersepsikan, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana dan komplek, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerakan-gerakan baru.

c)  Afektif

Menunjukkan pada dimensi emosional subyektif indivudu atau evaluasi terhadap obyek sikap baik yang positif maupun negatif.

d)  Kognitif

Kepercayaan yang berhubungan dengan hal-hal tentang bagaimana individu mempersiapkan terhadap obyek sikap dengan apa yang dilihat dan diketahui berisi tentang pandangan, keyakinan, pikiran, dan pengalaman pribadi.

2)     Faktor eksternal, meliputi :

a)      Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi





13






yang datang dan akan sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah makanan pendamping ASI pertama kali diberikan pada bayi.sebuah informasi yang di sampaikan dengan cepat dengan mudah diterima oleh seseorang lebih cepat dan di pahami oleh seseorang yang berpendidikan lebih tinggi bila di banding oleh seseorang yang berpendidikan rendah (Saefudin, 1996)

b)  Paparan media massa (akses informasi)

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet dan lain-lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

c)  Ekonomi (pendapatan)

Pada keadaan ekonomi yang kurang memuaskan perlu dikenalkan makanan tambahan setempat yang terjangkau keluarga. Di negara-negara industri, hal ini terjadi terutama pada golongan ekonomi yang paling rendah. Penghasilannya mungkin terlalu rendah untuk memungkinkannya menggunakan menu yang disesuaikan. Dalam hal semacam ini, menu yang dibuat sendiri di rumah adalah cocok untuk pengenalan makanan tambahan. Demikian pula, pada pendidikan yang kurang mampu di negara yang sedang berkembang. Jika pemberian ASI dihentikan pada saat yang dini, penggunaan makanan bayi buatan sendiri dan makanan tambahan adalah sangat penting (Suhardjo, 1989).

d)  Hubungan sosial (lingkungan sosial budaya)

Manusia adalah makhluk sosial dimana saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Individu yang dapat berinteraksi






14






secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara itu faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e)  Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangnya, misal sering mengikuti kegiatan yang mendidik seperti seminar.


2.  Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan motivasi pemberian makanan pendamping ASI. Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan dimana sifat dan jenis dukungannya berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahapan kehidupan (Friedmen, 1998).

Dukungan keluarga mengacu pada dukungan - dukungan yang di pandang oleh anggota keluarga sebagi sesuatu yang dapat diakses atau di adakan keluarga, dukungan keluarga dapat atau tidak digunakan, akan tetapi anggota keluaga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberi pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedmen, 1998).

Bentuk dukungan keluarga : a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik.

b.  Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.







15






c.  Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit. Keluarga merupakan tempat untuk bertukar pikiran dalam mengampil keputusan. Keluarga membantu dan memberi dorongan positif dalam membangun kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah.

d.  Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Meliputi ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap anggota keluarga terutama pada ibu dalam waktu pemberian makanan pendamping ASI yang tepat.

Sehingga salah satu kunci kesuksesan waktu yang tepat dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah dukungan atau dorongan dari keluarga.hal ini sangat berkaitan karena orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi perilaku kita dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tepat. Dengan kata lain adanya dukungan atau dorongan dari keluarga dapat mempengaruhi perilaku ibu memberiakan makanan pendamping ASI dengan waktu yang tepat.

.



























16






D. Kerangka Teori



Faktor internal

1.      Pengetahuan

2.      Psikomotor

3.      Afektif

4.      kognitif







Ketepatan waktu pertama kali

Faktor eksternal






1.
Pendidikan


pemberian makanan




2.
Paparan media massa


pendamping ASI pada bayi




3.
Ekonomi







4.
Hubungan sosial







5.
Pengalaman



6.
Dukungan keluarga



















Skema 2.1. Skema kerangka teori

(Suhardjo, 1998 ; Notoatmodjo, 2005 ; Friedmen, 1998 ; Poppy, 2001)




















17






E.  Kerangka Konsep



Variabel bebas

Variabel terkait





1.
Pengetahuan

Ketepatan waktu pemberian

2.
Dukungan

makanan pendamping ASI









Skema 2.2. Skema Kerangka Konsep


F.  Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (benda, situasi, orang) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tesebut (Nursalam, 2001) dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yaitu :

1.  Variabel independent (bebas)

Adalah suatu stimulus aktifitas yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada variabel dependent (Nursalam, 2001)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, dukungan keluarga.

2.  Variabel dependent (terkait)

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent (Notoatmodjo, 2002).

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI pertama kali pada bayi.


















18






G.    Hipotesis

1.      Ada hubungan antara pengetahuan yang mempengaruhi ibu dengan ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI pertama kali pada bayi.

2.      Ada hubungan antara dukungan keluarga yang mempengaruhi ibu dengan ketepatan waktu pemberian makanan pendamping ASI pertama kali pada bayi























































19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN TETANUS, TANDA GEJALA, DAN CARA PENANGANANNYA

Pengertian Tetanus Tetanus adalah penyakit serius yang terjadi pada sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penghasil racun. Ge...