Rabu, 13 Mei 2015

Makalah Model dan Bentuk Keperawatan Profesional Pada Individu



MAKALAH
“Model Dan Bentuk Keperawatan Profesional Pada Individu”







Disusun Oleh:
1.     Anisa Nur Septya                             (13100007)
2.     Bagus Setyo                            (13100013)
3.     Dessy Dwi Rustanti                 (13100020)
4.     Saputri                                    (13100082)

D3 Keperawatan B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SATRIA BHAKTI NGANJUK


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat, ridho dan hidayah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tanpa halangan apapun.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pembimbing karena telah mengarahkan kami pada hal-hal yang positif dan juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini memuat tentang “Model Dan Bentuk Keperawatan Profesional Pada Individu“ yang akan menjelaskan tentang model dan bentuk keperawatan profesional yang diberikan individu. Kami berharap agar makalah yang saya buat ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat  membawa banyak manfaat dalam menambah pengetahuan pembaca mengenai model dan bentuk keperawatan profesional pada individu.
Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna sepenuhnya, karena itu kami  memohon maaf kepada pembaca dan juga mengharapkan kritik maupun saran guna perbaikan dimasa yang akan datang.


   Nganjuk, 22 November 2014


Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengatar ......................................................................................................................    i
Daftar isi ..............................................................................................................................   ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ...............................................................................................................  1
B.     Rumusan Masalah .........................................................................................................   1
C.     Tujuan .............................................................................................................................   1
D.    Manfaat .........................................................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Individu / Manusia ......................................................................................  3
B.     Konsep manusia menurut paradigma keperawatan .......................................................  3
C.     Manusia sebagai individu ..............................................................................................  4
D.    Model keperawatan menurut Virginia hunderson .........................................................  4
E.     Model Praktik Keperawatan Mandiri ............................................................................  5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...................................................................................................................   13
B.     Saran ...........................................................................................................................    13
Daftar Pustaka ...................................................................................................................   14





BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
Sebagai mahasiswa program keperawatan, sudah seharusnya mengetahui tentang ilmu individu dalam keperawatan pasien karena peran individu seseorang selalu menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga keluar dari rumah sakit dan sembuh, peran individu seseorang tersebut sangat besar. Bermula dari hal tersebut mahasiswa keperawatan harus mempelajari ilmu individu walaupun materi yang didapat tidak sedalam mahasiswa individu, bahkan hanya sebagian kecil saja. Dalam praktiknya mahasiswa keperawatan selalu berinteraksi dengan pasien baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya pasien yang harus dihadapi dengan kondisi individu yang berbeda-beda membuat materi individu wajib dikuasai agar dapat memberikan rasa nyaman terhadap pasien dalam membantu penyembuhan pasien.

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud keperawatan kesehatan dalam individu?
2.    Apa peran keperawatan kesehatan dalam individu?

C.      Tujuan
 Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.   Untuk memenuhi tugas individu Keperawatan tentang Keperawatan Kesehatan dalam individu.
2.    Untuk mengetahui Keperawatan Kesehatan dalam individu.


D.   Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan dan individu keperawatan tentang Keperawatan Kesehatan dalam individu.
  2. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan tentang Keperawatan Kesehatan dalam individu serta dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan khususnya di bidang individu keperawatan.
 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Individu / Manusia
·         Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
·         Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis), (Kozier, 2000)
·         Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi (La Ode Jumadi, 1999 :40)

B.     Konsep manusia menurut paradigma keperawatan
Konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal, interpersonal dan sosial. yang secara umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang maladaptif .
Sebagai sistem personal yaitu manusia yang memiliki proses persepsi dan tumbuh kembang.
Sebagai sistem interpersonal yaitu manusia dapat berinteraksi, berperan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Juga sebagai sistem sosial yaitu manusia mempunyai kekuatan wewenang dalam mengambil keputusan dilingkungannya.
C.    Manusia sebagai individu
Manusia sebagai individu artinya seseorang yang memiliki karakter total sehingga menjadikannya berbeda dari orang lain (Karen, 2000).
Manusia sebagai individu disebut juga orang yang memiliki kepribadian meliputi tingkah laku dan emosi meliputi sikap, kebiasaan, keyakinan, nilai – nilai, motivasi, kemampuan, penampilan dan struktur fisik yang berbeda satu dengan lainnya.
Gabungan semua ini akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir, merasa dan bertindak dalam berbagai situasi yang di hadapinya. Individu merupakan gabungan interaksi genetik dengan pengalaman hidupnya dipengaruhi oleh identitas diri, konsep diri, persepsi, kebutuhan dasar, mekanisme pertahanan diri dan tumbuh kembang.
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.

D.    Model keperawatan menurut Virginia hunderson
Pada tahun 1995, definisi keperawatan yang pertama dari Virginia hunderson dipublikasikan dalam revisi buku keperawatan  betha harmer, sebagai berikut  :
“Keperawatan yang utamanya adalah membantu individu baik sakit ataupun sehat dengan tindakan-tiadakan  yang memberikan kontribusi bagi kesehatan atau kesembuhan atau bahkan kematian yang didorong dengan kekuatan, keinginan dan pengetahuan. Keperawatan merupakan  kontribusi yang bersifat unik untuk membantu indifidu agar mandiri dengan memberikan bantuan seperlunya”.
Fokus Henderson terhadap perawatan individu lebih ditekankan pada komponen-komponen  dalam keperawatan, sebagai berikut :
1.      Bernafas secara normal
2.      Tercukupinya kebutuhan makan dan minum
3.      Mengurangi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
4.      Mengubah  dan memelihara bentuk tubuh yang diinginkan
5.      Tercukupinya kebutuhan tidur dan istirahat
6.      Memilih pakaian yang tepat atau sesuai
7.      Menjaga suhu tubuh dalam rentang yang normal dengan menyesuaikan pakaian dan memodifikasi terhadap kondisi lingkungan
8.      Menjaga kebersihan tubuh dan kerapihan
9.      Menghindari bahaya terhadap kondisi lingkungan dan menghindari jatuhnya korban lain
10.  Berkomunikasi dengan orang lain untuk menyalurkan emosi, kebutuhan, kekuatan, dan berpendapat
11.  Beribadah sesuai dengan satu kepercayaan
12.  Bekerja dengan semangat untuk mencapai keberhasilan
13.  Berperan atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14.  Belajar menggunakan fasiltas kesehatan yang tersedia untuk menemukan atau  memuaskan rasa ingin tau yang akan membantu meningkatkan kondisi kesehatan.

E.     MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN MANDIRI
1.      PRAKTIK KEPERAWATAN PERORANGAN
a.     Pengertian
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama yang bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang dilandasi dengan keilmuan khusus, pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi ilmu sesuai lingkup kewenangan dan tanggung jawab. Sedangkan, pengertian praktik keperawatan mandiri yaitu praktik perawat swasta yang dilakukan secara perorangan atau kelompok.
b.  Tujuan Praktik Keperawatan Perorangan
Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri, dan peningkatan kepercayaan diri. Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier & Erb, 1999), yaitu :



1)      Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran diri klien, kesadaran kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua sumber yang dipertimbangkan sebagai perawatan yang diberikan oleh perawat. Peningkatan kesehatan membantu masyarakat dalam mengembangkan sumber untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal. Fokus peningkatan kesehatan diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.
Kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kesehatan memerlukan :
a)      Pendidikan untuk publik atau masyarakat dan individu.
b)      Perundang – undangan atau kebijakan yang mendukung.
c)      Hubungan interpersonal dengan klien secara langsung.

2)    Pencegahan penyakit.
Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit, untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsi individu secara optimal. Aktivitas atau kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain sebagai berikut :
a)     Melakukan program pendidikan di rumah sakit, misalnya perawat ibu hamil, program melarang atau menghindari rokok, seminar “mengurangi atau mencegah stres” dan lain – lain.
b)     Program umum dan dasar yang dapat meningkatkan gaya hidup sehat, misalnya melakukan senam aerobik, berenang atau program kebugaran.
c)     Memberikan informasi tentang kesehatan, makanan yang sehat, olah raga dan lingkungan yang sehat melalui liflet, media massa atau media elektronik.
d)    Menyediakan pelayanan keperawatan yang dapat menjamin kesehatan ibu hamil dan kelahiran bayinya dengan sehat.
e)     Memantau tumbuh kembang bayi dan balita.
f)      Memberikan imunisasi.
g)     Melakukan pemeriksaan untuk medeteksi tekanan darah tinggi, kadar kolesterol, dan kanker.
h)     Melakukan konseling mengenai pencegahan akibat kekurangan nutrisi dan penghentian rokok.

3)   Pemeliharaan Kesehatan (Health Maintenance).
Kegiatan keperawatan dalam pemeliharaan kesehatan adalah kegiatan yang membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya. Tiga perkembangan pemeliharaan kesehatan :
a)     Mencoba mengidentifikasi gejala penyakit kronis sebelum penderita mengidapnya, misalnya melakukan pemeriksaan fisik secara teratur, untuk usia di atas 35 tahun.
b)     Meningkatkan ketertarikan terhadap masalah kesehatan sehubungan dengan perubahan struktur sosial masyarakat.
c)     Ketertarikan pada faktor lingkungan sehubungan dengan penyebab penyakit karena stres.

4)  Pemulihan kesehatan (Health Restoration)
Pemulihan kesehatan berarti perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Kegiatan yang dilakukan dalam perbaikan kesehatan meliputi hal – hal berikut :
a)   Memberikan perawatan secara langsung pada individu yang sedang sakit, misalnya dengan memberikan perawatan fisik.
b)   Memberikan perawatan pada pasien yang mengalami gangguan kesehatan mental.
c)   Melakukan diagnostik dan pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit.
d)  Merencanakan pengajaran dan rehabilitasi pada pasien – pasien tertentu, misalnya pada  pasien stroke, serangan jantung, artritis.

5)   Perawatan pasien menjelang ajal
Area praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya. Lingkup praktik keperawatan pada dasarnya sangat berkaitan dengan kompetensi lulusan. Pendidikan profesional keperawatan yang diharapkan mampu berperan atau mengembangkan fungsi perawat profesional baik sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, pengelola, maupun peneliti.

c. Hakekat Praktek Keperawatan Mandiri
1) Praktek Keperawatan Mandiri merupakan Praktek Keperawatan Profesional yang mengikuti kaedah praktek keperawatan profesional (otoritas, akuntabilitas, pengambilan keputusan mandiri, kolaborasi, advokasi dan memfasilitasi sumber potensi klien)
2) Pelayanan profesional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen, moral dan tanggung  jawab etik.

d. Persyaratan Membuka Praktik Mandiri Keperawatan
Praktik mandiri sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan :
1)   Memiliki ruang praktik yang memenuhi persyaratan kesehatan
2)   Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan diluar institusi pelayanan kesehatan termasuk kunjungan rumah
3)   Memiliki perlengkapan adminiistrasi yang memiliki catatan kunjungan, formulir catatan tindakan, asuhan keperawatan, formulir rujukan.

Praktik keperawatan dilakukan berdasarkan pada kesepakan antara perawat dan pasien dalam upaya untuk pencegahan penyakit, pemelihara kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawatan vokasional (PN). PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN. Perawat dapat menyerahkan atau mendelegasika tugas kepada perwat lain yang setara kompetensi dan pengalamannya.
Berdasarkan juklak KEPMENKES 1239, persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuka praktik mandiri keperawatan yaitu :
1)      SIP DAN SIPP harus ada
2)      Ruang praktek sesuai ketentuan
3)     Tersedia alat perawatan, peralatan rumah tangga, dan peralatan emergensi sesuai ketentuan
4)     Kewenangan : pemenuhan kebutuhan O2, nutrisi, integritas jaringan, cairan dan elektrolit, eleminasi, kebersihan diri, istirahat tidur, obat-obatan, sirkulasi, keamanan dan keselamatan, managemen nyeri, kebutuhan aktivitas, psikososial, interkasi social, menjelang ajal, seksualitas, lingkungan sehat, kebutuhan bumil,ibu melahirkan, bayi baru lahir, postpartum, dll.

e. Praktek Perawat Perorangan
Dengan pola pendekatan dan pelaksanaan sama seperti praktik keperawatan di RS atau puskesmas. Perawat professional senior dan berpengalaman secara perorangan/sendiri membuka praktik keperawatan dalam jam praktik tertentu. Memberi pelayanan/askep khusunya konsultasi dalam keperawtan bagi masyarakat yang memerlukannya dalam mengatasi masalah keperawatan. Bentuk praktik yang demikian ini sangat diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan keperawatan yang dikembangkan oleh pemerintah.

2.      CONTOH PRAKTIK PERAWAT PERORANGAN
a.      Praktik Keperawatan di Rumah (Home Versing Practice / Home Care)
Di beberapa negara maju, “home care” (perawatan di rumah), bukan merupakan konsep yang baru tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur pengertian “home care” adalah perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan di rumah sakit yang sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah. Menurut Warola, 1980 dalam pengembangan Model Praktik Mandiri Keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes, home care adalah “pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan kerja (kontrak)”.

b.      Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah
Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.

1)      Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a)      Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
b)      Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudia bersama – sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
c)      Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
d)     Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

2)     Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan di rumah :  
a) Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
b) Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent).
c) Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.
c.       Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah
Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1)      Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan – tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.
2)      Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang diberikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.
3)      Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.
4)      Sebagai pembela atau pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut ke rumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.
5)      Menentukan frekuensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

d.      Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah
Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori, yaitu :
1)      Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu dirawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.
2)      Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentang diit mereka.
3)      Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit – penyakit terminal misalnya kanker, penyakit – penyakit kronis seperti diabetes mellitus, stroke, hipertensi, masalah – masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak.
 BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Peranan individu dalam dunia keperawatan sangat besar. Hal tersebut disebabkan karena peran individu seseorang selalu menyertai diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga keluar dari rumah sakit dan sembuh, peran individu seseorang tersebut sangat besar. Selain itu, dengan ilmu individu kita dapat lebih memahami kepribadian dan tingkah laku pasien sehingga kita dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.

.
B.     SARAN

       Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah :
Ø  Dapat mengetahui dan menjalankan keperawatan kesehatan dalam individu.
Ø  Dapat meningkatkan wawasan tentang induvidu keperawatan.
Ø  Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami teori kebutuhan dasar manusia serta dapat memberikan kritik dan saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat penulis sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR PUSTAKA


v  Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN TETANUS, TANDA GEJALA, DAN CARA PENANGANANNYA

Pengertian Tetanus Tetanus adalah penyakit serius yang terjadi pada sistem saraf. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri penghasil racun. Ge...